TUGAS
ETIKA
& NILAI LINGKUNGAN
"JEJAK KAKI
EKOLOGIS"
(ECOLOGICAL FOOTPRINT)
NAMA :
HASNIYATI
NIM : 12.13101.00.06
DOSEN
PEMBIMBING
PROF.
SUPLI EFFENDI RAHIM
PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah pendekatan yang baru-baru ini populer
dengan Ecological Footprint menjadi alat ukur yang mengkaji tingkat
konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep "jejak kaki
ekologis" (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun 1990-an
oleh William Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).
Ecological
Footprint mengukur permintaan penduduk atas alam dalam satuan metric yaitu area
global biokapasitas. Dengan membandingkan
Ecological Footprint dengan ketersediaan kapasitas biologis bumi, analisis Ecological Footprint menyarankan apakah
pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan energy itu dapat
dilanjutkan.
Pada 2001 kapasitas lahan kehidupan (biocapacity)
bumi hanyalah 11.3 miliar global hektare, yang hanya merupakan seperempat
permukaan bumi atau hanya memberi jatah paling tinggi 1,8 gha per orang. Adapun
WWF (2005) pernah menghitung bahwa rata-rata per kapita jejak ekologi per orang
di bumi adalah 2,2 gha, artinya selama ini, secara rata-rata penduduk bumi
mengalami defisit 0,4 gha.
Rata-rata jejak ekologi tertinggi
per kapita penduduk Amerika Serikat (9,5 gha), Inggris (5,45 gha), dan (Swiss 4
gha), sedangkan Indonesia diperkirakan rata-rata 1,2 gha. Adapun jejak ekologi
terendah adalah Bangladesh, dengan rata-rata 0,5 gha. Pendekatan ini
menunjukkan bahwa semakin kaya suatu negara dan bangsa, semakin besar jejak
ekologi mereka dalam menguras sumber daya di bumi. Dengan demikian, kapasitas
yang diperlukan dengan gaya hidup negara-negara maju jauh lebih boros, sehingga
untuk bangsa Amerika guna memenuhi gaya hidup mereka diperlukan 9,5 planet
setara dengan bumi, sedangkan warga Inggris memerlukan lima planet dan pola
jejak ekologi rakyat Swiss memerlukan empat planet lagi. Jadi gaya hidup mereka
di negara-negara kayalah yang menjadi penekan kemampuan bumi dalam menyediakan
suplai sumber daya alam.
B.
Tujuan
-
Untuk
mengetahui gambaran dan metode pengukuran jejak ekologis penulis dalam
satu tahun.
-
Memberikan gambaran kebutuhan lahan perorang
pertahun berdasarkan kriteria di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Ekological
Footprint
1.
Pengertian
Ecological Footprint adalah
alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur penggunaan
sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan
dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar. Ecological
Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam
mendukung keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks
untuk mengetahui apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas
daya dukung lingkungan ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam
surplus ataukah sudah dalam defisit (penurunan kualitas) ekologi.
Ecological Footprint secara
sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya konsumsi
sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang kita
produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara
biologis dalam satuan luasan hektar (ha).
2. Konsep
Ecologi footprint
·
Tapak
ekologi (Ecological Footprint) adalah konsep untuk mencermati pengaruh
manusia terhadap cadangan dan daya dukung bumi
·
Memahami
tapak ekologi memungkinkan untuk melihat seberapa besar kekayaan alam
(‘renewable’) yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh konsumsi manusia
terhadap ketersediaannya
·
Tapak
ekologi atau ecological footprint adalah perangkat analisis untuk mengukur dan mengomunikasikan
dampak pemanfaatan sumber daya pada lingkungan.
·
Komponen
yang dianalisis dalam tapak ekologi adalah penggunaan energy langsung.
-
material
dan limbah
-
pangan
-
transport
personal
-
air
-
bangunan
3.
Perilaku
konsumen
Jika manusia (secara keseluruhan,
kaya ataupun miskin) menjadi tertuduh atas penyebab kerusakan lingkungan dan
perubahan iklim, apa yang bisa dilakukan. Sekarang ini target yang dilakukan
oleh para pembela lingkungan adalah bagaimana sesegera mungkin orang dapat
mengubah pola gaya hidup dan perilaku.
Ada empat faktor yang diperkirakan
dapat menentukan perubahan bagi perilaku manusia, baik secara individual maupun
kolektif yaitu :
a. Nilai-nilai moral dan budaya didalamnya
termasuk nilai keagamaan yang mengkristal.
Dengan
keyakinan, seseorang akan terdorong untuk tidak cenderung merusak atau
melakukan sesuatu berlebih-lebihan. Misalnya agama sangat menganjurkan manusia
tidak berlaku boros dan bertindak mubazir. Di lain pihak, budaya pula yang
dapat mendorong atau menahan seseorang berperilaku konsumtif dan hedonis.
b. Pendidikan, yang diharapkan mampu
meningkatkan kapasitas seseorang, baik individu maupun kolektif, dalam
menyikapi dan mengubah diri untuk mendukung gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan.
c. Perundang-undangan atau aturan dan
tata kerja yang jelas, yang mendorong manusia tidak akan secara sembrono
menguras sumber daya alam. Kealpaan dalam menerapkan sistem legal ini sangat
krusial dan pernah terjadi di Indonesia, sehingga tidak ada ketentuan dan
pembatasan kepemilikan hak pengusahaan hutan. Seorang taipan pernah
diperbolehkan menguasai konsesi hingga 5 juta hektare dan berhasil mempercepat
pengurasan sumber daya kemudian menimbulkan kerugian negara.
d. Harga pasar, yang mendorong
seseorang bergerak mengeksploitasi sumber daya guna mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya. Contoh yang baik sekarang ini tengah terjadi. Ketika crude
palm oilmeninggi, animo dan nafsu para investor serta pelaku bisnis akan
lebih agresif guna membuka kebun-kebun sawit baru, sehingga mereka harus
menggusur hutan-hutan alam yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi jangka
panjang serta bermanfaat di masa yang akan datang.
Lebih dari itu, sesungguhnya pasar
juga bisa memberikan peluang dan dapat mendorong perilaku konsumennya agar
bertindak ramah lingkungan. Gerakan inilah yang dilakukan oleh Wal Mart,
misalnya, dengan cara hanya menjual bola listrik hemat energi. Retailer yang
memiliki 100 juta pelanggan ini mendorong konsumennya agar mengganti bola lampu
berkekuatan 60 watt dengan lampu fluorescent yang berkekuatan 13 watt
(karena daya terang yang sama). Walaupun lampu ini lebih mahal (Rp 20-30 ribu
per buah), bola ini mampu bertahan 8-12 lebih lama dibanding lampu biasa.
Jika dihitung, lampu hemat energi
ini mampu menghemat sekitar Rp 300 ribu sepanjang pemakaian dibanding bila
menggunakan lampu biasa. Retail raksasa Amerika ini juga menghitung, satu bola
lampu fluorescent akan menghemat setengah ton gas rumah kaca yang akan
dilepaskan ke udara. Perhitungan lebih lanjut adalah perubahan perilaku
konsumen tersebut dapat mengefisienkan 10 juta ton batu bara yang dibakar dari
pembangkit listrik dan mencegah 20,5 juta ton gas rumah kaca yang terbuang atau
sama dengan pencegahan penggunaan 700 ribu mobil yang membuang gas rumah kaca
ke udara.
Penghitungan
ekologi Footprint selalu didasarkan dengan lima asumsi (venetoulis dan
thalberth, 2005) sebagai berikut :
1. Sangat mungkin menelusuri jejak hampir seluruh sumber daya yang
dikonsumsi orang dan limbah yang dihasilkannya. Informasi ini dapat ditemukan
di kantor statistic.
2. Hampir semua sumber daya dan aliran
limbah dapat dikonfersi menjadi area produktif biologis yang dibutuhkan untuk
memelihara aliran tersebut.
3. Perbedaan area dapat diekspresikan
dalam satu unit yang sama (hektar atau are)yang disebur dengan skala
proporsional produktivitas biomassa.
4. Sesudah setiap ukuran lahan
distandarisasi yang menunjukan jumlah yang sama dari produktivitas biomassa,
maka dapat ditambah dengan jumlah permintaan yang ditunjuk oleh manusia.
5. Area bagi total untuk permintaan
manusia ini dapat dibandingkan dengan jasa ekologis yang ditawarkan alam, saat
itulah kita dapat menaksir area produktif diatas planet.
Rincian asumsi untuk menetapkan kebutuhan lahan perorang
adalah :
1.
Kebutuhan pangan adalah berdasarkan 4 sehat 5 sempurna
2.
Kebutuhan papan digunakan standart T 76 perumahan dept.
PU :90 m2 untuk keluarga terdiri dari 3 orang atau 20-30 m2 per orang.
3.
Kebutuhan transfortasi setara 120 kg beras /tahun
4.
Kebutuhan energi setara 120 kg beras / tahun
5.
Kebutuhan untuk daur ulang (air, CO2, limbah/sampah
lainnya) setara dengan 120 liter air/hari untuk kemampuan hutan mendaur ulang
air 0.3 liter air untuk setiap 1 liter dengan tinggi curah hujan rata-rata
2000-2500 mm dan 56 kg CO2 perhektar hutan serta keanekaragaman hayati.
Manusia hidup butuh PANGAN
yang didapatkan dari proses BUDIDAYA TANAMAN, yang butuh lahan yang luas. Luasan
lahan pertanian di Indonesia saat ini mengalami penciutan akibat perubahan
fungsi.
Daya dukung bumi (earth
carrying capacity) secara spasial berhubungan dengan ketersediaan lahan
dimana suatu komunitas tinggal. Konsep kapasitas daya dukung bumi tersebut
mengukur besaran maksimum populasi yang mampu ditopang secara berkelanjutan
oleh luasan area tertentu di bumi.
BAB III
PEMBAHASAN
Ecological
Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur penggunaan
sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan
dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.
Ecological
Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya
konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara
biologis dalam satuan luasan hektar (ha).
Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air
yang diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan
dan menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Dari pernyataan diatas dapat
saya jabarkan jejak ekologi hasil dari lembar kerja yang telah saya isi sebagai
perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya dan bagaimana
pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau meluas.
a.
Transportasi
Saya setiap hari pergi dan pulang ke kantor juga untuk
bepergian bersama keluarga menggunakan kendaraan pribadi baik menggunakan motor
atau mobil.
b.
Penggunaan
Air
Saya mandi setiap hari 2 kali sehari, setiap mandi sekitar
10 menit menggunakan air bersih yang berada di bak mandi dengan menggunakan timba air.
c.
Berpakain
Saya menggunakan pakaian sekali sehari, namun kadang-
kadang pakaian yang telah saya pakai tetapi hanya sebentar, besoknya saya pakai
kembali.
d.
Rekreasi
Saya melakukan kegiatan olahraga 1x seminggu dan saya dan
keluarga juga pergi rekreasi jalan – jalan ke tempat rekreasi.
e.
Makanan
Saya makan setiap hari pada umumnya makan makanan seperti
sayur mayur, lauk pauk dan buah-buahan
dari produk lokal yang dimasak sendiri dan kadang-kadang beli di rumah makan.
Saya juga berusaha untuk menghabiskan makanan yang saya makan, walau
kadang-kadang masih tersisa sedikit kalau sedang tidak nafsu makan.
f.
Sampah
Saya membuang sampah dikotak sampah yang tersedia, dimana
sampah pribadi saya sekitar hanya sekotak sepatu saja.
g.
Ruang
Tinggal
Rumah sebagai ruang tinggal saya digunakan oleh saya dan
keluarga, begitu pula dikantor, saya dan teman-teman kantor menggunakan satu
ruangan.
Jejak
Ekologiku
Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air
yang diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan
dan menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Lembar kerja berikut
adalah perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya dan
bagaiman pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau
meluas.
Menghitung Seberapa Besar Jejak Ekologiku.
A.
Transportasi
1. Dengan apa anda bepergian hari ini?
a)
Berjalan…..0
b) Bersepeda…..5
c) Dengan
Angkutan Umum…. 10
d)
Menumpang.....15
e) Kendaraan Pribadi …. 2 x 30
(Kalikan
setiap skor dengan berapa sering metode
tsb dipakai dalam satu hari dan kemudian di total.)
Nilaiku 30
Sub-Total: 60
B.
Penggunaan Air
1. Seberapa banyak air yang digunakan?
a) Tidak mandi….0
b) Mandi, 1-2 menit. ….5
c) Mandi, 3-6 menit.….10
d)
Mandi, 10 menit ….2x 20
e) Mandi dengan air satu bath tub penuh….20
f) Mandi dengan air setengah bath tub….10
g) Mandi dengan air bekas orang lain….10
h) Menggosok gigi dg air kran tetap mengucur….5
i) Mencukur kumis/jenggot dengan air kran tetap
mengucur….5
Nilaiku 20
Sub-Total: 40
C.
Berpakaian
1. Saya
menggunakan pakaian lebih dari sekali sebelum di cuci?
a) Sering….0
b)
Kadang-kadang….2x 5
c) Tidak pernah….10
2. Saya menggunakan pakaian bekas (yg
diperbaiki)
a) iya….(-5) b) tidak….0
3. Saya memperbaiki baju saya sendiri?
a) ya….(-5) b)
Tidak….0
3. 50% dari baju saya adalah baju turunan?
a) ya….(-5) b)
tidak….0
4. Saya membersihkan dan mengeringkan baju?
a) none….0 b)
1-5 lembar….10 c) lebih dari
6 lembar….20
Nilaiku 15
Sub-total: 20
D.
Rekreasi
Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana
aku terlibat, pada hari biasa di waktu senjang.
1. Seberapa banyak peralatan yg diperlukan ?
a) tidak ada
atau sedikit..0 b) beberapa….1x 10 c)
cukup banyak….20
2. Seberapa
luas lahan yg dibutuhkan untuk bermain di lapangan, dataran es, kolam renang,
untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anda?
a) tidak ada atau
sedikit….0 b) sedang (<1 hektar) 1x 10 c) cukup besar (>hektar)…20
(Lihat tabel konversi pada akhir kuis untuk bantuan)
3. Saya
menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian, baju, peralatan olahraga)?
a) Tidak ada….0 b)$5…5
c)$10…10 c)$10+…1 pt. per dollar
Nilaiku 20
Sub-Total:
20
E.
Makanan
1. Berapa porsi daging yang dimakan sehari?
a) 0….0 b) 1 porsi….1x 10 c) 2 porsi….20 d) 3 porsi….30
2. Seberapa banyak makan bersisa di piring?
a) tidak
ada…1x 0 b)
sedikit….5 c) cukup banyak….10
3. Saya
mengkonsumsi campuran sisa sayur dan buah?
a)
ya….0 b)
tidak….1x 10
4. Makanan yg saya makan adalah makanan lokal?
a)
semuanya….0 b)
beberapa...1x 10 c) tidak ada….20
5. Makanan yg saya makan adalah produk organik?
a) semuanya….0
b) beberapa..1x 10 c) tidak ada….20
6. Makanan yg dikonsumsi dibunkus
plastik/kertas?
a) Tidak….0
b)
beberapa….1x 10 c) Semuanya….20
Nilaiku 35
Sub-Total: 35
F.
Sampah
1. Jika saya
membuang seluruh sampah pada hari ini,
seberapa besar penampungan sampahnya?
a) peti kayu….30
b)
kotak sepatu….1x 20
c) secangkir….5
d) tidak ada sampah….0
Nilaiku 20
Sub-Total: 20
Add Sub-Totals of “A-F” = Total 1:
195
Adapun total
sub nilaiku untuk A-F (Total 1) = 195
G.
Ruang Tinggal
1. Hitung dalam
satuan meter persegi ruang indoor
yang diperlukah dlm keseharian. Termasuk
semua ruangan di rumah (termasuk garasi), sekolah (kantin, kelas), kantor
(ruang kantor pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total ruangan dg jumlah
orang di dalamnya.
Contoh:
Living
Space Averages Educ.
Space/Per Student
Ave. Dorrm Space – 25 sq m Classroom & Lab – 30 sq m
Ave. Apt. space
- 35 sq m Administration - 3
sq m
Other
- 5 sq m
Add up “a-d” for “Total Square Meters”.
(1 sq. meter = 10 sq. feet)
a) “Home” sq.
meters = 240
divided by
# of people = 40 Sq meters
b) School sq.
meters = __________________
divided by
# of people = __________________ Sq meters
c) Office sq.
meters = 100
divided by
# of people = 2
Sq meters
d) other sq.
meters = __________________
divided by
# of people = __________________ Sq meters
Nilaiku
untuk Total 2 = 42
Total 2: 42
TOTAL
KESELURUHAN= (Total 1 + Total 2) X 3
( 195+42)
x 3 = 237 x
3 = 711
Saya telah menghitung total dari ‘tiga’ tipikal
keseharianku. Sekarang total keseluruhan tersebut menjadi jejak ekologis
pribadiku, menggunakan rumus dibawah:
Total
keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis anda dalam satuan hektar
JADI JEJAK
EKOLOGIS PRIBADI = 7,11
HEKTAR
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
-
Ecological Footprint dapat
digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung keberlanjutan bumi ini,
dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung keberlanjutan
kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui apakah
kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah
dalam defisit (penurunan kualitas)
ekologi.
-
Jejak ekologis pribadiku sebesar
7,11 Hektar.
Daftar Pustaka
Wackernagel, Mathis and W. Rees. Our Ecological Footprint.
Gabriola Island, BC: New Society Publishers, 1996.
Monfreda, C., M. Wackernagel and D.
Deumling. "Establishing national natural capital accounts based on
detailed Ecological Footprint and biological capacity assessments." Land
Use Policy 21 (2004): 231-246.
Suharto,
E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika Aditama.
Kunjungan perdana ke blognya Yuk Anin :)
BalasHapusSiiipp dech :)
Mau follow tapi belum ada tempatnya....
Terima kasih keke..........
Hapus
BalasHapusBandar Bola live – Dunia Olahraga memang tidak bisa lepas dari rutinitas kita sehari-hari termasuk bidang Olahraga Sepak bola tentunya
http://167.114.18.199/
http://167.114.18.208/
http://167.114.18.209/
https://pasangbola828.com/
https://www.maju88bet.com/
https://www.betasik.com/
http://172.93.101.13/